- Back to Home »
- Sel Darah
Posted by : Unknown
Kamis, 16 April 2015
Sel darah putih
Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC,
leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi
untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh.
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid,
dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya
terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat -
sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat
6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga
50000 sel per tetes.
Di
dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara
independen seperti organisme sel
tunggal.
Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan
seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit
tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri,
melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent
yang ada pada sumsum tulang.
Leukosit
turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Jenis
Ada beberapa
jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear
yaitu:[
- Basofil
- Eosinofil
- Neutrofil.
dan dua jenis
yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:
- Limfosit.
- Monosit
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan
Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap
mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka
memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop
adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir
granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit.
dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat
keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara
ini ia dapat:
Mengepung
daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan
menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran,
serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit
memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan
hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan yang sakit atau
terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan
Sebagai hasil
kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali.
Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah.
Nanah berisi "jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh
dalam kinerjanya disebut sel nanah.
demikian juga terdapat banyak kuman
yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang
sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang
sehat yang bekerja sebagai fagosit.
KEPING DARAH
(TROMBOSIT)
Trombosit
berbentuk oval tidak berinci,berukuran kecil, yaitu sekitar 3-4mm. Pada umumnya
setiap mm kubiknya darah terdapat 150.000-350.000 trombosit.
PEMBENTUKAN & FUNGSI TROMBOSIT
Trombosit
dibentuk dalam sumsum tulsng dan mempunyai umur lebih kurang 10 hari. Trombosit
mudah pecah dan akan mengeluarkan enzim trombosit/ tromboplastik. Enzim ini
berperan dalam proses pembekuan darah. Jika terjadi luka, darah keluar sehingga
darah berhubungan dengan udara. Trombosit yang keluar bersama darah akan pecah
karena bergesekkan dengan luka dan mengeluarkan trombokinase/ tromboplastin.
Dengan bantuan ion** Ca2 + tromboplastin mengubah protrombin dalam
darah menjadi trombin. Trombin akan mengubah fibrinogen yg ada dlm darah
menjadi benag2 fibrin, yaitu berupabenag2 halus yg menutup luka sehingga darah
tdk kluar lg. Protombin adalah senyawa dalam globulin yg larut dlm plasma & dibuat di hati dg bantuan vitamin k.
Klau kekurangan vitamin k, pembentukan protombin terganggu. Dengan demikian
proses pembekuan darah juga terganggu.